Minggu, 25 Juli 2010

USWAH



BERBISNIS CARA RASULLULAH SAW

Sebagai Rasul terakhir Allah SWT, Nabi Muhammad SAW tercatat dalamsejarah adalah pembawa kemaslahatan dan kebaikan yang tiada bandinganuntuk seluruh umat manusia. Bagaimana tidak karena Rasulullah SAWtelah membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia. Beliaulah
adalah tokoh yang paling sukses dalam bidang agama (sebagai Rasul)
sekaligus dalam bidang duniawi (sebagai pemimpin negara dan peletak
dasar peradaban Islam yang gemilang selama 1000 tahun berikutnya).

Kesuksesan Rasulullah SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh
para ahli sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi
Muhammad SAW ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian
oleh para ahli sejarah maupun agama yaitu sisinya sebagai seorang
pebisnis ulung. Padahal manajemen bisnis yang dijalankan Rasulullah
SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan selalu relevan
diterapkan dalam bisnis modern. Setelah kakeknya yang merawat Muhammad
SAW sejak bayi wafat, seorang pamannya yang bernama Abu Thalib lalu
memeliharanya.

Abu Thalib yang sangat menyayangi Muhammad SAW sebagaimana anaknya
sendiri adalah seorang pedagang. Sang paman kemudian mengajari
Rasulullah SAW cara-cara berdagang (berbisnis) dan bahkan mengajaknya
pergi bersama untuk berdagang meninggalkan negerinya (Makkah) ke
negeri Syam (yang kini dikenal sebagai Suriah) pada saat Rasulullah
SAW baru berusia 12 tahun. Tidak heran jika beliau telah pandai
berdagang sejak berusia belasan tahun. Kesuksesan Rasulullah SAW dalam
berbisnis tidak terlepas dari kejujuran yang mendarah daging dalam
sosoknya.

Kejujuran itulah telah diakui oleh penduduk Makkah sehingga beliau
digelari Al Shiddiq. Selain itu, Muhammad SAW juga dikenal sangat
teguh memegang kepercayaan (amanah) dan tidak pernah sekali-kali
mengkhianati kepercayaan itu. Tidak heran jika beliau juga mendapat
julukan Al Amin (Terpercaya). Menurut sejarah, telah tercatat bahwa
Muhammad SAW melakukan lawatan bisnis ke luar negeri sebanyak 6 kali
diantaranya ke Syam (Suriah), Bahrain, Yordania dan Yaman. Dalam semua
lawatan bisnis, Muhammad selalu mendapatkan kesuksesan besar dan tidak
pernah mendapatkan kerugian.

Lima dari semua lawatan bisnis itu dilakukan oleh beliau atas nama
seorang wanita pebisnis terkemuka Makkah yang bernama Khadijah binti
Khuwailid. Khadijah yang kelak menjadi istri Muhammad SAW, telah lama
mendengar reputasi Muhammad sebagai pebisnis ulung yang jujur dan
teguh memegang amanah. Lantaran itulah, Khadijah lalu merekrut
Muhammad sebagai manajer bisnisnya. Kurang lebih selama 20 tahun
sebelum diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun, Muhammad
mengembangkan bisnis Khadijah sehingga sangat maju pesat. Boleh
dikatakan bisnis yang dilakukan Muhammad dan Khadijah (yang
menikahinya pada saat beliau berusia 25 tahun) hingga pada saat
pengangkatan kenabian Muhammad adalah bisnis konglomerat.

Pola manajemen bisnis apa yang dijalankan Muhammad SAW sehingga bisnis
junjungan kita itu mendapatkan kesuksesan spektakuler pada zamannya ?
Ternyata jauh sebelum para ahli bisnis modern seperti Frederick W.
Taylor dan Henry Fayol pada abad ke-19 mengangkat prinsip manajemen
sebagai sebuah disiplin ilmu, ternyata Rasulullah SAW telah
mengimplementasikan nilai-nilai manajemen modern dalam kehidupan dan
praktek bisnis yang mendahului masanya. Berdasarkan prinsip-prinsip
manajemen modern, Rasulullah SAW telah dengan sangat baik mengelola
proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis
serta pihak yang terlihat di dalamnya.

Seperti dikatakan oleh Prof. Aflazul Rahman dalam bukunya "Muhammad: A
Trader" bahwa Rasulullah SAW adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam
membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya
mengeluh. Dia sering menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang
yang dipesan dengan tepat waktu. Muhammad SAW pun senantiasa
menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi
dalam berbisnis. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip
manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan (customer
satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kemampuan,
efisiensi, transparansi (kejujuran), persaingan yang sehat dan
kompetitif.

Dalam menjalankan bisnis, Muhammad SAW selalu melaksanakan prinsip
kejujuran (transparasi). Ketika sedang berbisnis, beliau selalu jujur
dalam menjelaskan keunggulan dan kelemahan produk yang dijualnya.
Ternyata prinsip transparasi beliau itu menjadi pemasaran yang efektif
untuk menarik para pelanggan. Beliau juga mencintai para pelanggannya
seperti mencintai dirinya sehingga selalu melayani mereka dengan
sepenuh hatinya (melakukan service exellence) dan selalu membuat
mereka puas atas layanan beliau (melakukan prinsip customer
satisfaction).

Dalam melakukan bisnisnya, Muhammad SAW tidak pernah mengambil margin
keuntungan sangat tinggi seperti yang biasa dilakukan para pebisnis
lainnya pada masanya. Beliau hanya mengambil margin keuntungan
secukupnya saja dalam menjual produknya.Ternyata kiat mengambil margin
keuntungan yang dilakukan beliau sangat efektif, semua barang yang
dijualnya selalu laku dibeli Orang-orang lebih suka membeli
barang-barang jualan Muhammad daripada pedagang lain karena bisa
mendapatkan harga lebih murah dan berkualitas. Dalam hal ini, beliau
melakukan prinsip persaingan sehat dan kompetitif yang mendorong
bisnis semakin efisien dan efektif.

Boleh dikatakan Rasulullah SAW adalah pelopor bisnis yang berdasarkan
prinsip kejujuran, transaksi bisnis yang adil dan sehat. Beliau juga
tidak segan mensosialisasikan prinsip-prinsip bisnisnya dalam bentuk
edukasi dan pernyataan tegas kepada para pebisnis lainnya. Ketika
menjadi kepala negara, Rasulullah SAW mentransformasikan
prinsip-prinsip bisnisnya menjadi pokok-pokok hukum. Berdasarkan hal
itu, beliau melakukan penegakan hukum pada para pebisnis yang nakal.
Beliau pula yang memperkenalkan asas "Facta Sur Servanda" yang kita
kenal sebagai asas utama dalam hukum perdata dan perjanjian. Di tangan
para pihaklah terdapat kekuasaan tertinggi untuk melakukan transaksi
bisnis yang dibangun atas dasar saling setuju.

Berdasarkan apa yang dibahas di atas ini, jelas junjungan yang kita
cintai itu adalah pebisnis yang melaksanakan manajemen bisnis yang
mendahului zamannya. Bagaimana tidak karena prinsip-prinsip manajemen
Rasulullah SAW baru dikenal luas dan diimplementasikan para pebisnis
modern sejak abad ke-20, padahal Rasulullah SAW hidup pada abad ke-7.
Pakar manejemen bisnis terkemuka Indonesia, Rhenald Kasali pun
mengakuinya dengan mengatakan bahwa semua bisnis yang diinginkan
niscaya juga akan sukses jika mau menduplikasi karakter Muhammad SAW
dalam berbisnis. Dengan begitu, kita dapat mengatakan kepada pelaku
bisnis, "Ingin bisnis sukses, jalankan manajemen bisnis Muhammad SAW!"
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

akbar.allatif@gmail.com